Sabtu, 04 Juli 2009

Rasisme,primordialisme, menjadi batu sandungan bagi tumbuhnya sikap saling menghormati martabat pribadi manusia yang adalah luhur di hadapan Tuhan. Rupanya Yesus pun menjadi korban isme-isme tersebut. Ketika Yesus kembali ke tempat asalnya dan Dia mengajar di sana; ternyata ajaran-Nya dan kehadiran-Nya ditolak: "Dari mana diperoleh semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini anak tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan ada bersama kita? [Markus 6:1-6].

Apapun yang baik yang diungkapkan tak akan diterima oleh mereka yang berpikiran dan berjiwa rasis, primordialis.

Apakah kita termasuk ke dalam golongan tersebut?

Rabu, 01 Juli 2009

Rekoleksi Para Imam, Diakon, Bruder dan Frater di Wisma Albertus 1 Juli 2009

Tahun imam adalah tahun kesucian para imam. Tahun ini sekaligus merupakan perayaan 150 tahun kematian Santo Yohanes Maria Vianney. Perkara kesucian para imam tidak ditentukan oleh ilmu yang kita terima,meskipun itu mungkin sangat mendukung. Perkara kesucian sangat terkait dengan hubungan yang intim dengan Tuhan. Jabatan imam dan kesucian sagat dekat. Kesucian merupakan hakekat yang tak terpisahkan dengan seorang imam. Kalau imam tak suci lagi dengan apakah imam ini bekerja. Paralel antara garam dan asin. Kalau garam tak asin lagi maka tidak ada gunanya. Kesucian tak dipisahkan dengan karya penciptaan. Hendaknya kamu kudus seperti Allah kudus adanya. Kesucian diberikan secara cuma-cuma kepada kita. Bagaimana kita mempertahakan dan mengembangkannya. Menurut saya ini suatu tantangan bagi kita. Kita pertama memperolehya melalui Sakramen Baptis. Kemudian dengan sakaramen Tahbisan. Usaha mengembangkan kesucian ini bersama dengan Sang Gembala pemberi kesucian. Upaya yang bisa dilakukan diantar imam: saling mendoakan, saling berkunjung dan menguatkan (realitas adanya kelemahan di setiap pribadi imam), melihat karunia yang berada di antara para imam, melakukan adorasi Ekaristi, devosi kepada Bunda Maria, laku tapa, menerima sakramen tobat. Saya mengajak saudara yakni pengalaman kita dalam hubungan dengan Tuhan (doa, meditasi, ulah rohani…). Sebagai imam, merenungkan Sabda Tuhan tak bisa dilalaikan. (Rm. Gunawan, SCJ).

Tuhan, terima kasih atas kehadiran-Mu melalui rekan imam yang memberikan pencerahan akan penghayatan imamat yang aku jalani. Semoga aku semakin melekat pada diri-Mu dalam seluruh karya yang telah dipercayakan oleh Engkau sendiri. Amin

Senin, 29 Juni 2009

Percayalah akan kekuatan Allah

Seringkali orang terlalu cemas akan masa depannya, akan hidupnya atau akan situasi di sekitarnya yang kacau balau. Kecemasan yang sangat ini memunculkan sikap reaksional ataupun keputusasaan.
Aku teringat akan kisah Yesus tentang Angin ribut yang diredakan (Mat 8:23-27).

"Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?

Dalam seluruh situasi hidup yang kita alami kita mesti membangun kepercayaan yang teguh pada kekuatan Yesus.

Minggu, 28 Juni 2009

Menjadi Penjala manusia


Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia". Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia."...(Mat 4:18-20).

Tuhan Yesus lah yang berinisiatif memanggil aku seperti Simon dan Andreas yang ditemui Yesus. Aku dipanggil Yesus untuk menapaki panggilan menjadi imam ketika aku tamat dari kelas 3 SMP melalui ajakan teman-temanku untuk mendaftar ke Seminari Stella Maris Bogor. Dan ajakan itu pun aku tanggapi dengan segera. "Mari, Thedens ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia".

Tuhan Yesus, aku berterimakasih atas karya-Mu yang agung yang Engkau Anugerahkan kepada diriku, karena Engkau berkanan menghampiriku melalui teman-temanku dan memanggil aku untuk mengikuti Engkau. Sekarang aku telah menjadi penjala manusia. Terima kasih Tuhan. Amin
Imamat adalah suatu rahmat yang istimewa. Seorang imam dengan sakramen tahbisan menjadi pribadi yang dikhususkan dan disucikan untuk ambil bagian dalam imamat Kristus sebagai imam, nabi dan raja.
Sebagai imam, seorang imam dipanggil untuk menguduskan melalui palayanan-pelayanan sakramen;
Sebagai nabi, seorang imam dipanggil untuk menyuarakan kebenaran, kasih dan keadilan;
Sebagai raja, seorang imam dipanggil untuk melayani
Pada tanggal 19 Juni 2009 bertepatan dengan Pesta hati Kudus dan hari doa sedunia demi kesucian hidup para imam, Bapa suci Benediktus XVI mencanangkan Tahun Imam (19 Juni - 19 Juni 2010). Tahun imam ini dimaksudkan untuk mendorong para imam dalam menggapai kesempurnaan rohani, sebagai landasan keberhasilan pelayanan mereka.